Kultum: Sunnah & Kebiasaan Nabi ﷺ di Bulan Ramadhan

Kultum Ramadhan

Kultum: Sunnah & Kebiasaan Nabi ﷺ di Bulan Ramadhan

Pembukaan

الْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُولِهِ الْـمُصْطَفَى، وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى، أَمَّا بَعْدُ

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Dalam kesempatan kultum yang berharga ini, kami hendak menyampaikan sejumlah perkara yang disunnahkan untuk dilakukan di bulan Ramadhan. Pengetahuan tentang masalah ini sangat berguna bagi kita dalam memaksimalkan capaian pahala dan keutamaan di bulan Ramadhan.

Sunnah & Kebiasaan Nabi Bulan Ramadhan

Amalan yang disunnahkan di bulan Ramadhan berdasarkan hadits-hadits yang shahih di antaranya adalah sebagai berikut:

Pertama, qiyam ramadhan

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah ﷺ ,”Siapa saja yang melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

[Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim]

Kaum Muslimin sangat dianjurkan untuk menyempurnakan shalat tarawih bersama Imam sehingga ditulis dalam golongan orang-orang yang shalat semalam penuh. Rasulullah ﷺ bersabda,

”Siapa saja yang shalat malam bersama imamnya sampai selesai maka ditulis untuknya shalat semalam penuh.” [Hadits riwayat para penulis kitab Sunan]

Kedua, sedekah

Rasulullah ﷺ adalah orang yang paling dermawan. Nabi ﷺ jauh lebih dermawan di bulan Ramadhan. Nabi ﷺ kedermawanannya di bulan Ramadhan seperti angin yang berhembus.

Oleh karenanya, sebagai umatnya kita perlu meneladani Nabi ﷺ dalam masalah bersedekah sesuai dengan kemampuan kita masing-masing

Ketiga, memberi makanan atau minuman untuk berbuka bagi orang yang berpuasa

Dalam sebuah hadits dari Zaid bin Khalid Al-Juhani radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,

مَن فطَّرَ صائمًا كانَ لَهُ مثلُ أجرِهِ ، غيرَ أنَّهُ لا ينقُصُ من أجرِ الصَّائمِ شيئًا

”Siapa saja yang meyediakan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, maka ia mendapat pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun.”

[Hadits riwayat At-Tirmidzi dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih At-Tirmidzi no. 807]

Keempat, banyak membaca Al-Quran

Bulan Ramadhan sering mendapat julukan sebagai Syahrul Quran atau bulan membaca al-Quran. Membaca Al-Quran merupakan salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan oleh para ulama untuk dilakukan oleh setiap Muslim setiap harinya, apalagi di bulan Ramadhan.

Bulan yang kebaikannya dilipatgandakan lebih dari sepuluh kali lipatnya. pahalanya juga jauh lebih besar.

Oleh karena itu para ulama salaf dahulu memiliki perhatian yang luar biasa terhadap sunnah membaca al-Quran, terutama di bulan Ramadhan. Sebagai gambaran adalah kisah-kisah berikut ini:

  • Imam Malik bin Anas rahimahullah, pendiri Madzhab Maliki, bila sudah memasuki bulan Ramadhan beliau tidak lagi membacakan hadits dan bermajlis dengan ahli ilmu, namun fokus membaca al-Quran dari Mushaf.” [Lathaiful Ma’arif: 222]
  • Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah bila sudah memasuki bulan Ramadhan meninggalkan semua ibadah (yang sunnah) dan fokus membaca al-Quran. [Lathaiful Ma’arif: 222]
  • Qatadah rahimahullah biasa mengkhatamkan Al-Quran tujuh hari sekali. Apabila Ramadhan telah tiba, maka ia mengkhatamkan al-Quran setiap tiga hari sekali. Dan bila telah datang sepuluh hari terakhir Ramadhan, ia mengkhatamkan al-Quran setiap malam. [Siyar A’lamin Nubala’: 5/276]
  • Ar – Rabi’ bin Sulaiman rahimahullah, murid Imam Syafi’i rahimahullah mengatakan,” Asy-Syafi’i mengkhatamkan Al-Quran di bulan Ramadhan sebanyak 60 kali.” [Siyar A’lamin Nubala’: 10/36]

Kelima, duduk di masjid hingga terbit matahari.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ bila telah selesai menunaikan shalat shubuh, beliau selalu duduk di tempat shalatnya hingga terbit matahari.

Imam At-Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah ﷺ bahwa beliau bersabda,

”Siapa saja yang shalat fajar berjamaah di masjid kemudian tetap duduk berdzikir kepada Allah hingga terbit matahari lalu shalat dua rakaat (Isyraq /dhuha), maka ia mendapat pahala seperti haji dan umrah sempurna, sempurna, sempurna.”

[Syaikh Al-Albani menyatakan ini hadits shahih]

Keenam, I’tikaf

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ biasa beri’tikaf selama selama sepuluh hari di bulan Ramadhan. Pada tahun Rasulullah ﷺ wafat, Rasulullah ﷺ beri’tikaf selama dua puluh hari.

Ketujuh, Umrah

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah (2992) dan Ahmad (17600) Rasulullah ﷺ bersabda,

عُمرةٌ في رمضانَ تعدِلُ حَجَّةً

”Pahala umrah di bulan Ramadhan setara dengan haji.” [Syaikh Al-Albani menyatakan hadits ini shahih di dalam Shahih Ibnu Majah no. 2441]

Kedelapan, mencari lailatul qadar.

من قام ليلة القدر إيماناً واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه

Rasulullah ﷺ bersabda,”Siapa saja yang melakukan qiyamul lail pada saat lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” [Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim]

Rasulullah ﷺ senantiasa mencari lailatul qadar dan memerintahkan para sahabat untuk mencarinya. Beliau juga membangunkan keluarganya untuk beribadah pada sepuluh malam terakhir tersebut.

Kesembilan, memperbanyak dzikir, doa dan istighfar.

Hadirin sekalian, siang dan malam di bulan Ramadhan merupakan waktu-waktu yang sangat berharga dan utama. Oleh karena itu kita perlu memanfaatkannnya sebaik mungkin. Salah satu caranya adalah dengan memperbanyak dzikir dan doa pada waktu-waktu yang mustajab.

Seperti saat menjelang berbuka, saat sepertiga malam terakhir, beristighfar di waktu sahur serta berdoa di waktu mustajab di penghujung hari Jumat.

Kesepuluh, Silaturahim

Silaturrahim merupakan sunnah yang sangat dianjurkan kapan pun waktunya. Hanya saja di bulan Ramadhan lebih ditekankan mengingat momennya yang sangat berharga.

Sebagai pengingat tentang keutamaannya, Rasulullah ﷺ pernah bersabda,”Siapa saja yang suka agar rezekinya diluaskan dan umurnya dipanjangkan maka sambunglah hubungan kekerabatan (silaturrahim).” [Hadits riwayat Al-Bukhari]

Bila seseorang sedemikian sibuknya, hari ini sudah ada fasiltas yang memungkinkan untuk tetap bisa melaksanakan sunnah yang agung ini secara minimalis, yaitu dengan mengucapkan salam melalui smartphone. Rasulullah ﷺ bersabda,

بُلُّوا أَرْحَامَكُمْ وَلَوْ بِالسَّلامِ

“Sambunglah hubungan kekerabatan kalian meskipun hanya dengan ucapan salam.” [Hadits riwayat Al-Bazzar dan Ath-Thabrani. Al-Albani menyatakan hadits ini hasan di dalam Shahih Al-Jami’][i]

Penutup

Demikianlah sunnah-sunnah yang bisa kita laksanakan di bulan Ramadhan untuk memaksimalkan capaian kita di bulan yang penuh rahmat dan barokah ini.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi taufik dan hidayah kepada kita untuk menjalankannya dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

وَبِاللهِ التَّوْفِيْقِ، وَصَلَّى اللهُ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

wa billahit taufiq wa shollallohu wa baaroka ‘alan nabiyyinaa Muhammad wa ‘ala aalihi wa shohbihi wa sallam.


[i] http://www.saaid.net/mktarat/ramadan/20.htm dengan sejumlah penyesuaian.

Leave a Comment