Pembukaan
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Mungkin sebagian dari kita pernah mendengar hadits yang artinya, ”Sedekah yang paling utama adalah sedekah di bulan Ramadhan.” [Hadits riwayat At-Tirmidzi dari Anas bin Malik].
Hadits ini sangat menggembirakan isinya, namun sayangnya ini adalah hadits dha’if menurut pakar hadits abad 20 yaitu syaikh Nashirudin Al-Albani rahimahullah di dalam kitab Dha’if Sunan At-Tirmidzi no. 663.
Namun demikian bersedekah di bulan Ramadhan tetap punya keutamaan lebih banyak dibanding di bulan lain. Pada kultum kali ini kami ingin membahas tentang bersedekah di bulan Ramadhan.
Sebab Keistimewaan Sedekah di Bulan Ramadhan
Bersedekah di bulan Ramadhan itu termasuk amalan yang sangat utama dan berpahala besar karena kemuliaan waktunya dan dilipatgandakannya kebaikan bagi orang yang berbuat baik di bulan Ramadhan.
Dilipatgandakannya kebaikan -di bulan Ramadhan dan di bulan lainnya- itu dari sisi jumlahnya dan kualitasnya. Yang dimaksud dengan jumlah adalah satu kebaikan dilipatgandakan menjadi lebih dari sepuluh kali lipatnya. Sedangkan yang dimaksud dari sisi kualitas berlipat adalah pahalanya membesar.
Mengenai hadits yang menyebutkan, ”Siapa saja yang melaksanakan satu kewajiban di bulan Ramadhan maka seperti orang yang melaksanakan 70 kewajiban di bulan lainnya.” Ini adalah hadits munkar menurut Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Silsilah Adh-Dha’ifah no. 871.[i] Sehingga tidak bisa dijadikan hujah.
Selain itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala bersikap pemurah kepada para hamba-Nya di bulan ini dengan rahmat dan ampunan-Nya. Siapa saja yang bersikap murah hati kepada orang lain maka Allah Ta’ala juga akan bersikap pemurah kepadanya dengan memberikan berbagai anugerah dan keutamaan. Balasan itu sesuai dengan jenis amal seseorang.
Inilah sebabnya mengapa Rasulullah ﷺ yang sudah terkenal dengan kedermawanannya, bila memasuki bulan Ramadhan kedermawanannya menjadi berlipat ganda.
Hal ini sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari (4/99) dan Muslim (2307) dalam Ash-Shahihain dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, ”Rasulullah ﷺ adalah orang yang sangat dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan ketika dijumpai Jibril.” [Muttafaq ‘alaih]
Bentuk Sedekah di Bulan Ramadhan
Bersedekah di bulan Ramadhan bisa dilakukan dengan beragam cara.
- Di antaranya adalah dengan memberikan bantuan makanan kepada orang lain. Ini merupakan amal shaleh yang sangat besar keutamaannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al-Insan: 8-12.
وَيُطْعِمُوْنَ الطَّعَامَ عَلٰى حُبِّهٖ مِسْكِيْنًا وَّيَتِيْمًا وَّاَسِيْرًا – ٨
Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan,
اِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللّٰهِ لَا نُرِيْدُ مِنْكُمْ جَزَاۤءً وَّلَا شُكُوْرًا – ٩
(sambil berkata), “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridaan Allah, kami tidak mengharap balasan dan terima kasih dari kamu.
اِنَّا نَخَافُ مِنْ رَّبِّنَا يَوْمًا عَبُوْسًا قَمْطَرِيْرًا – ١٠
Sungguh, kami takut akan (azab) Tuhan pada hari (ketika) orang-orang berwajah masam penuh kesulitan.”
فَوَقٰىهُمُ اللّٰهُ شَرَّ ذٰلِكَ الْيَوْمِ وَلَقّٰىهُمْ نَضْرَةً وَّسُرُوْرًاۚ – ١١
Maka Allah melindungi mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka keceriaan dan kegembiraan.
وَجَزٰىهُمْ بِمَا صَبَرُوْا جَنَّةً وَّحَرِيْرًاۙ – ١٢
Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabarannya (berupa) surga dan (pakaian) sutera.
Para salafush shalih senantiasa berlomba-lomba dalam memberi makan. Mereka lebih mengutamakannya dari ibadah lainnya. Mereka memberi makan kepada orang yang lapar atau pun kepada saudaranya yang shalih. Tidak disyaratkan yang diberi makan harus orang yang fakir.
Dalam sebuah hadits dari Abu Sa’id Al- Khudri radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
أيُّما مُسلِمٍ كَسا مُسلِمًا ثَوبًا على عُريٍ كَساه اللهُ من خُضْرِ الجَنَّةِ، وأيُّما مُسلِمٍ أطعَمَ مُسلِمًا على جُوعٍ أطعَمَه اللهُ من ثِمارِ الجَنَّةِ، وأيُّما مُسلِمٍ سَقى مُسلِمًا على ظَمَأٍ سَقاه اللهُ من الرَّحيقِ المَختومِ
”Siapa saja di antara orang Muslim yang memberi pakaian kepada orang Muslim yang tidak memiliki pakaian maka Allah akan memberinya pakaian dari sutera surga.
Siapa saja dari orang Muslim yang memberi makan orang Muslim yang lapar, Allah akan memberinya makan dari buah-buahan surga.
Dan siapa saja dari orang Muslim yang memberi minum kepada orang Muslim yang kehausan maka Allah akan memberinya minum dari ar-Rahiq al-Makhtum.
[Hadits ini disebutkan di dalam Takhrij Misykatul Mashabih oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani 2/294 dan beliau menyatakan hadits ini hasan di bagian Mukadimah]
Salah seorang ulama salaf berkata, ”Mengundang makan sepuluh orang sahabatku dengan makanan yang mereka gemari lebih aku sukai daripada membebaskan sepuluh orang budak dari keturunan Ismail.”
- Menyediakan makanan berbuka bagi orang-orang yang berpuasa.
Dalam sebuah hadits dari Zaid bin Khalid Al-Juhani radhiyallahu ‘anhu Rasulullah ﷺ bersabda,
مَن فطَّرَ صائمًا كانَ لَهُ مثلُ أجرِهِ ، غيرَ أنَّهُ لا ينقُصُ من أجرِ الصَّائمِ شيئًا
”Siapa saja yang meyediakan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, maka ia mendapat pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun.”
[Hadits riwayat At-Tirmidzi dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih At-Tirmidzi no. 807]
Sebagian besar kaum Salaf mengutamakan untuk menyediakan makan berbuka bagi orang yang berpuasa padahal mereka sendiri juga berpuasa. Abdullah bin Umar selalu berbuka bersama anak-anak yatim dan fakir miskin.
Abu Siwar Al-‘Adawi berkata, ”Dahulu ada serombongan orang dari Bani ‘Adi yang biasa shalat di masjid ini. Tidak ada seorang pun di antara mereka yang berbuka puasa sendiri. Ia selalu mencari orang yang bersedia berbuka bersamanya. Jika tidak ada, maka ia mengeluarkan makanannya untuk dimakan bersama orang-orang di masjid.”[ii]
Ini hanyalah dua contoh bersedekah di bulan Ramadhan. Masih banyak bentuk yang lainnya tentunya sesuai dengan kondisi yang kita hadapi.
Pada intinya kita disunnahkan untuk memperbanyak sedekah di bulan Ramadhan sesuai dengan kemampuan kita masing-masing dan sesuai dengan kondisi yang kita hadapi.
Penutup
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi kita kemudahan dan kekuatan untuk bisa bersedekah di bulan Ramadhan semaksimal kemampuan yang kita miliki.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
وَبِاللهِ التَّوْفِيْقِ، وَصَلَّى اللهُ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
wa billahit taufiq wa shollallohu wa baaroka ‘alan nabiyyinaa Muhammad wa ‘ala aalihi wa shohbihi wa sallam.
[i] https://islamqa.info/ar/answers/221733/%D9%85%D8%A7-%D9%85%D9%82%D8%AF%D8%A7%D8%B1-%D9%85%D8%B6%D8%A7%D8%B9%D9%81%D8%A9-%D8%A7%D8%AC%D9%88%D8%B1-%D8%A7%D9%84%D8%A7%D8%B9%D9%85%D8%A7%D9%84-%D8%A7%D9%84%D8%B5%D8%A7%D9%84%D8%AD%D8%A9-%D9%81%D9%8A-%D8%B1%D9%85%D8%B6%D8%A7%D9%86
[ii] Kiat-Kiat Menghidupkan Bulan Ramadhan, Syaikh Abdullah Ash-Shalih dan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Munajjid, Yayasan Al – Sofwa , Jakarta, 2017, hal. 13-16, dengan sedikit perubahan.