Kultum: Keutamaan Memberi Buka Puasa (Ifthar)

Kultum Ramadhan

Kultum: Keutamaan Memberi Buka Puasa (Ifthar)

Pembukaan

 الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Pada kesempatan kultum ini, kami ingin mengingatkan diri kami dan hadirin kaum Muslimin wal muslimat semuanya agar senantiasa berusaha memaksimalkan upaya-upaya untuk meraih keutamaan sebanyak mungkin dalam bulan Ramadhan ini.

Salah satu cara untuk bisa melipatgandakan pahala di bulan Ramadhan adalah memberi makan berbuka kepada orang yang sedang berpuasa. Amal ini memiliki keutamaan yang sangat besar.

Hasungan Nabi ﷺ Memberi Ifthar

Nabi ﷺ telah mendorong kita yang memiliki kemampuan harta agar memberi makan untuk berbuka bagi orang yang sedang berpuasa. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits dari Zaid bin Khalid Al-Juhani radhiyallahu ‘anhu Rasulullah ﷺ bersabda,

مَن فطَّرَ صائمًا كانَ لَهُ مثلُ أجرِهِ ، غيرَ أنَّهُ لا ينقُصُ من أجرِ الصَّائمِ شيئًا

”Siapa saja yang meyediakan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, maka ia mendapat pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun.”

[Hadits riwayat At-Tirmidzi dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih At-Tirmidzi no. 807]

Mungkin muncul pertanyaan di benak kita, sejauh mana batas memberi makan berbuka kepada orang yang berpuasa itu? Apakah harus makanan yang membuatnya sampai kenyang? Ataukah yang penting sekadar makanan dan minuman yang bisa membuatnya berbuka puasa?

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata, ”Para ulama berselisih pendapat tentang makna dari memberi makan berbuka bagi orang yang berpuasa. Sebagian ulama berpendapat maksudnya adalah sekadar batas minimal makanan yang bisa dipakai untuk berbuka meskipun hanya sebutir kurma.

Sebagian ulama yang lain berpendapat maksud dari memberi makan berbuka bagi orang berpuasa adalah membuatnya kenyang. Karena inilah yang bermanfaat bagi orang yang berpuasa sepanjang malamnya dan kadang mungkin membuatnya sampai tidak perlu sahur lagi?

Namun zhahir dari hadits tersebut adalah seseorang jika memberi makan berbuka kepada orang yang berpuasa meskipun hanya satu butir kurma, sesungguhnya dia akan mendapatkan pahala puasanya.

Oleh karenanya, hendaklah semua orang berusaha untuk memberi makan berbuka orang-orang yang berpuasa sesuai kemampuannya.Terutama kepada orang-orang yang berpuasa dari kalangan orang fakir atau orang yang sangat membutuhkan karena mereka tidak mendapatkan orang yang menyediakan makan berbukanya.[i]

Memberi Buka Puasa Cara Melipatgandakan Pahala

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Memberi makan berbuka bagi orang yang berpuasa, baik puasa Ramadhan atau bukan, adalah cara praktis untuk melipatkan gandakan capaian pahala puasa kita dalam satu waktu yang sama.

Gambarannya demikian. Misalkan seseorang memberi makan berbuka puasa untuk lima orang yang sedang puasa dalam satu hari, maka akan ditulis untuk dirinya pada hari tersebut pahala berpuasa lima hari.

Andaikan seseorang memberi makan berbuka untuk 100 orang yang berpuasa dalam setahun maka seolah dirinya telah menambahkan dalam catatan amalnya 100 hari berpuasa yang dia sendiri tidak berpuasa pada hari tersebut. Dan begitu seterusnya.

Ini bukan hanya puasa Ramadhan saja. Namun juga berlaku untuk semua jenis puasa yang lainnya. Di setiap momen berpuasa yang disunnahkan, seperti puasa senin-kamis, tiga hari sebulan, puasa daud, puasa Arafah, puasa ‘Asyura dan puasa enam hari bulan Syawal.

Kita tinggal mencari orang yang diketahui melaksanakan puasa kemudian kita beri makan untuk berbuka. Memang membutuhkan dana. Maka ini dilakukan sesuai kemampuan masing-masing individu.

Ini keutamaan yang Allah berikan kepada siapa yang Allah kehendaki. Ada orang yang diberi kelapangan rezeki dan juga diberi ilmu dan hidayah, sehingga dia arahkan potensi dana melimpah itu untuk sebesar-besar kesejahteraan di akhirat.

Ada juga orang yang diberi ilmu dan hidayah namun duji oleh Allah dengan kesempitan rezeki sehingga tidak bisa melakukan apa yang dilakukan oleh jenis manusia yang pertama tadi.

Yang lebih buruk dari ini adalah mereka yang dikarunia harta melimpah namun tidak diberi ilmu dan hidayah, akhirnya hartanya menjadi musibah bagi dirinya di akhirat nanti, karena banyak kewajiban yang diabaikan dan larangan yang diterjang, sebagaimana kebiasaan orang-orang yang suka kemewahan tanpa memperhatikan halal haramnya harta yang dia peroleh.

Yang paling malang adalah mereka yang tidak diberi ilmu dan hidayah serta tidak pula diberi harta yang mencukupi. Oleh karena itu, dalam hadits yang shahih dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah ﷺ senantiasa berdoa setiap pagi seusai shalat subuh:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadamu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amal yang diterima.” [Hadits riwayat Ibnu Majah. Al-Albani menyatakan hadits ini shahih dalam Shahih Ibni Majah no. 762]

dalam riwayat lain Rasulullah ﷺ berdoa,

اللَّهمَّ إنِّي أسألُكَ عِلمًا نافعًا ورزقًا واسعًا وعملًا متقبَّلًا

”Ya Allah Sesungguhnya aku memohon kepadamu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang luas dan amal yang diterima.” [Hadits riwayat Imam Ahmad dalam Musnadnya dari Ummu Salamah][ii]

Penutup

Demikianlah pembahasan singkat tentang keutamaan memberi ifthar (makanan berbuka) bagi orang yang berpuasa. Semoga bermanfaat.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

وَبِاللهِ التَّوْفِيْقِ، وَصَلَّى اللهُ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

wa billahit taufiq wa shollallohu wa baaroka ‘alan nabiyyinaa Muhammad wa ‘ala aalihi wa shohbihi wa sallam.


[i] https://www.islamweb.net/ar/fatwa/139921/%D9%85%D8%A7-%D9%8A%D8%AD%D8%B5%D9%84-%D8%A8%D9%87%D8%AA%D9%81%D8%B7%D9%8A%D8%B1%D8%A7%D9%84%D8%B5%D8%A7%D8%A6%D9%85%D9%8A%D9%86

[ii] lihat: https://www.dorar.net/hadith/sharh/83846  dan https://islamhouse.com/ar/audios/551852/

Leave a Comment