Kultum: Menyambut Bulan Ramadhan

Kultum Ramadhan

Kultum: Menyambut Bulan Ramadhan

Pembukaan

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, perkenanlah kami pada kesempatan yang diberkahi ini untuk menyampaikan kuliah singkat tentang bagaimana kita menyambut kedatangan bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Mengapa perlu ada perlakuan khusus terhadap bulan Ramadhan tidak sebagaimana bulan lainnya? Sebabnya jelas, karena memang bulan Ramadhan merupakan Sayyidus Syuhur, bulan yang paling utama dan terkemuka di antara bulan-bulan yang lain.

Cara Menyambut Ramadhan

Oleh karenanya, perlu ada sambutan khusus untuk menyambut kedatangannya. Lantas bagaimana caranya? Ada sejumlah hal yang bisa kita lakukan untuk menyambut bulan Ramadhan, yaitu:

  1. Pertama, berdoa kepada Allah agar kita bisa bertemu dengan bulan Ramadhan dalam keadaan sehat dan selamat.

Kesehatan dan keselamatan akan membuat kita lebih semangat dalam menjalankan puasa, dan berbagai ibadah lainnya seperti qiyamullail dan dzikir. Ini merupakan nikmat Allah yang sangat besar yang harus disyukuri dengan sebaik-baiknya.

  1. Kedua, memuji Allah Ta’ala dan bersyukur kepada-Nya saat kita mendapati diri kita benar-benar bisa bertemu dengan bulan Ramadhan.
  2. Ketiga, bergembira dengan kedatangan bulan Ramadhan.

Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam An-Nasa’i dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ memberi kabar gembira kepada para sahabat bila bulan Ramadhan tiba dengan mengatakan,

أَتَاكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، فَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيْهِ أَبْوَابُ اْلجَنَّةِ، وَ تُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوَابُ اْلجَحِيْمُ، وَتُغَلُّ فِيْهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِيْنِ، وَفِيْهِ لَيْلَةٌ هِيَ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقْدْ حُرِمَ

”Bulan Ramadhan telah mendatangi kalian. Bulan yang diberkahi. Allah telah mewajibkan kalian untuk berpuasa di bulan Ramadhan ini. Di bulan ini, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan paling pendurhaka dibelenggu.

Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa saja yang terhalang dari kebaikan malam tersebut maka sungguh dia benar-benar telah terhalang (dari kebaikan yang sangat besar).”

[Hadits riwayat An-Nasa’i 4/129. Al-Albani menyatakan hadits ini shahih dalam Shahih Al-Jami’ no atau halaman 55][i]

  1. Keempat, membuat rencana untuk memaksimalkan ketaatan dan ibadah di bulan Ramadhan. Caranya dengan membuat program harian siang dan malam tentang apa saja kebaikan dan ketaatan yang akan dijalani di bulan Ramadhan.

Hal ini akan membantu dalam mengelola waktu dengan baik dan dipenuhi dengan berbagai hal yang bermanfaat bila konsisten dalam menjalaninya. Oleh karena itu, program harian tersebut harus benar-benar realistis agar bisa dijalankan.

  1. Kelima, membulatkan tekad untuk memanfaatkan dan mengisi waktu-waktu kita di bulan Ramadhan dengan berbagai amal shaleh.

Siapa saja yang benar-benar jujur kepada Allah maka Allah akan membenarkannya dan menolongnya untuk melakukan ketaatan serta memudahkan jalan menuju kebaikan.

Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam surat Muhammad : 21,

فَلَوْ صَدَقُوا اللّٰهَ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْۚ

Padahal jika mereka benar-benar (beriman) kepada Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.

  1. Keenam, mempelajari hukum-hukum terkait puasa Ramadhan

Setiap orang beriman wajib untuk beribadah kepada Allah berdasarkan ilmu. Dia tidak boleh buta hukum tentang berbagai ibadah yang Allah wajibkan atas setiap orang mukmin. Salah satunya adalah puasa Ramadhan.

Oleh karena itu, setiap Muslim harus mempelajari berbagai persoalan terkait puasa Ramadhan, termasuk tentang hukum-hukumnya, sebelum kedatangan bulan Ramadhan. Hal ini agar puasanya dilakukan dengan benar sebagai salah satu syarat diterimanya amal di sisi Allah Ta’ala.

  1. Ketujuh, bertekad untuk meninggalkan berbagai kemaksiatan dan bertaubat secara jujur dari seluruh dosa, berhenti dari melakukannya dan tidak kembali kepadanya .

Bulan Ramadhan adalah bulan taubat. Bila di bulan Ramadhan seseorang tidak bertaubat lantas kapankah dia akan bertaubat?

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat An-Nur: 31,

وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.

  1. Kedelapan, menyiapkan jiwa dan ruh dengan membaca buku-buku atau mendengarkan kajian-kajian Islam yang menjelaskan berbagai keutamaan puasa Ramadhan dan hukum-hukumnya sehingga jiwa ini menjadi siap sedia untuk melakukan ketaatan di bulan Ramadhan.

Rasulullah ﷺ juga menyiapkan jiwa para sahabat untuk memanfaatkan bulan Ramadhan dengan memberikan berita gembira atas kedatangannya.

Beliau juga menjelaskan keutamaan bulan Ramadhan dalam sabdanya, sebagaimana hadits yang telah disebutkan sebelum ini di bagian bersikap gembira dalam menyambut kedatangan bulan Ramadhan.

  1. Kesembilan, bagi yang memiliki kemampuan untuk berdakwah hendaknya menyiapkan agenda dan program dakwahnya dengan sebaik-baiknya.
  2. Kesepuluh, kita menyambut Ramadhan dengan membuka lembaran baru yang putih bersih
  3. Bersama Allah Ta’ala dengan cara taubat nasuha.
  4. Bersama Rasulullah ﷺ dengan mentaati perintahnya dan menjauhi larangannya.
  5. Bersama kedua orang tua dan para kerabat, istri dan anak dengan berbuat baik kepada mereka dan menyambung tali silaturrahim dengan mereka.
  6. Bersama masyarakat dimana kita berada dengan menjadi pribadi yang baik dan bermanfaat untuk mereka.[ii]

Demikianlah cara-cara yang perlu kita lakukan dalam rangka menyambut bulan Ramadhan. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan kita semuanya untuk mampu melaksanakan puasa Ramadhan dengan sebaik-baiknya.

Penutup

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

وَبِاللهِ التَّوْفِيْقِ، وَصَلَّى اللهُ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

wa billahit taufiq wa shollallohu wa baaroka ‘alan nabiyyinaa Muhammad wa ‘ala aalihi wa shohbihi wa sallam.


[i] https://dorar.net/hadith/sharh/120473

[ii] http://www.saaid.net/mktarat/ramadan/22.htm dengan sedikit perubahan.

Leave a Comment