Kultum: 3 Hal Yang Harus Dipersiapkan Sebelum Ramadhan

Kultum Ramadhan

Kultum: 3 Hal Yang Harus Dipersiapkan Sebelum Ramadhan

Pembukaan

 الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ

Ma’asyiral muslimin arsyadakumullah,

Pada kesempatan ceramah yang singkat ini, kami mengajak kepada Jamaah sekalian untuk memperhatikan hal-hal yang perlu dipersiapkan agar kita mampu menjalani ibadah puasa Ramadhan yang segera tiba ini dengan sebaik-baiknya.

3 Persiapan sebelum Ramadhan

Telah sama dimaklumi bahwa puasa Ramadhan adalah kewajiban atau fardhu yang wajib dilaksanakan oleh semua Muslim yang telah baligh, berakal sehat serta memiliki kemampuan untuk melakukannya.

Agar fardhu puasa Ramadhan tersebut bisa dilaksanakan dengan baik, ada sejumlah persiapan yang perlu dilakukan oleh setiap Muslim. Paling tidak ada 3 jenis persiapan yang perlu dilakukan:

1. Persiapan fisik.

Berpuasa selama sebulan penuh bukanlah pekerjaan yang ringan. Ibadah puasa Ramadhan membutuhkan stamina yang prima, tubuh yang sehat dan kuat.

Oleh karena itu, orang yang sakit yang tidak memungkinkan untuk menjalankan puasa diberi rukhshah atau keringanan untuk tidak menjalankan ibadah puasa. Namun dia diwajibkan untuk menggantinya dengan berpuasa di waktu lain bila sudah sehat.

Dengan demikian, menjaga kesehatan dan kekuatan tubuh agar mampu menjalankan puasa sebulan penuh secara sempurna, menjadi sebuah tuntutan. Kita bisa melakukannya dengan cara-cara yang sederhana. Tidak butuh biaya.

Misalnya, dengan berolah raga secara teratur sesuai dengan keadaan fisik dan umurnya. Kemudian menjalani gaya hidup sehat dan pola makan yang sehat, serta menjauhi gaya hidup yang merusak kesehatan tubuh dan pola makan tidak sehat.

Mengenai contoh gaya hidup dan pola makan yang sehat, sudah ada contoh praktis dan telah teruji, yaitu yang dipraktekkan oleh Nabi ﷺ . Beliau adalah teladan terbaik dalam masalah gaya hidup sehat dan pola makan sehat.

Ada keseimbangan dalam segala urusannya. Termasuk dalam masalah makan, minum, dan istirahat. Untuk mengetahui secara secara lebih lengkap tentang hidup sehat ala Nabi ﷺ , bisa dirujuk ke berbagai tulisan para ahli kesehatan yang telah menulis rahasia dibalik kesehatan tubuh rasulullah ﷺ .

2. Persiapan ruh dan mental

Hal- hal yang perlu dilakukan untuk mengkondisikan ruh dan mental atau kejiwaan kita agar siap menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan baik, di antaranya:

  1. Pertama, bertaubat kepada Allah Ta’ala dengan taubat nasuha karena dosa-dosa itu bisa menghalangi antara seseorang dari suatu kebaikan sehingga menjadi penghalang dari melakukan amal shalih.

Jika seseorang bertaubat dari dosa-dosanya, maka terdoronglah jiwanya untuk melakukan ketaatan dan siap sedia untuk menjalankannya.

  1. Kedua, niat yang jujur dan sungguh-sungguh untuk melakukan berbagai ketaatan dengan penuh kesungguhan di bulan Ramadhan, karena niat yang baik itu merupakan salah satu sebab pertolongan Allah dan taufiq-Nya kepada seorang hamba.
  2. Yang ketiga adalah memperbanyak doa agar Allah Ta’ala menolong kita untuk bisa menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan baik dan benar. Juga agar kita bisa melakukan berbagai ketaatan dan kebaikan lain di dalamnya.[i]
  3. Persiapan ruh dan mental yang keempat adalah memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban.

Bila memasuki bulan Sya’ban Rasulullah ﷺ memperbanyak shiyam sunnah. Ini merupakan sebuah bentuk pengkondisian agar secara fisik, mental dan ruh seseorang sangat siap untuk melaksanakan puasa Ramadhan.

Dalam sebuah hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,”Rasulullah ﷺ biasa melaksanakan puasa hingga kami berkata,’Beliau terus menerus berpuasa.’ Dan beliau ﷺ juga biasa tidak berpuasa sunnah hingga kami berkata,’Beliau tidak pernah berpuasa.’

Aku tidak pernah melihat Rasulullah ﷺ menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali di bulan Ramadhan. Dan aku tidak pernah melihat beliau berpuasa (sunnah) lebih banyak dibanding puasa di bulan Sya’ban.” [Hadits riwayat Al-Bukhari (1969)]

Dalam riwayat yang lain ’Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata,” …Aku tidak melihatnya dalam keadaan puasa pada suatu bulan pun yang lebih banyak dari puasanya di bulan Sya’ban. Beliau biasa berpuasa di bulan Sya’ban secara penuh. Beliau biasa hanya beberapa hari sedikit saja tidak berpuasa di bulan Sya’ban.” [Hadits riwayat Muslim 1156]

Oleh karena itu, sudah selayaknya kita juga memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Bisa dengan menjalankan puasa hari senin dan kamis,

Atau bisa juga dengan ditambah puasa tiga hari tanggal 13-15 Sya’ban. Kalau mampu lebih dari itu bisa dengan berpuasa secara selang-seling. Sehari puasa sehari berbuka.

Para ahli ilmu berkata, ”Puasa Sya’ban itu seperti sunnah-sunnah rawatib dalam hubungannya dengan shalat lima waktu. Puasa di bulan Sy’a’ban itu seolah merupakan pendahuluan bagi bulan Ramadhan.

Artinya, seakan-akan puasa Sya’ban itu merupakan sunnah rawatib bagi bulan Ramadhan. Oleh karena itu, disunnahkan puasa di bulan Sya’ban dan disunnahkan pula puasa 6 hari di bulan Syawal, sebagaimana sunnah rawatib sebelum dan sesudah shalat lima waktu.” [Majmu’ Fatawa Ibnu ‘Utsaimin 30/22-23]

3. Jenis persiapan yang ketiga adalah persiapan ilmu

Jenis persiapan yang ketiga adalah persiapan ilmu. Ilmu adalah imamnya amal. Siapa saja yang berpuasa tanpa berdasarkan ilmu maka puasanya bisa saja tidak diterima oleh Allah karena tidak memenuhi ketentuan syariat yang ada. Maka kita harus memperhatikan persoalan hukum-hukum syar’i terkait ibadah puasa Ramadhan.

Untuk mempersiapkan ilmu terkait ibadah shiyam Ramadhan, ada banyak cara yang bisa dilakukan. Misalnya, dengan membaca buku yang ditulis oleh para ahli ilmu yang terpercaya, atau mendengarkan kajian lewat rekaman audio atau video, atau bisa juga dengan menghadiri kajian – kajian tentang fikih puasa Ramadhan.

Yang terbaik memang dengan menghadiri majlis ilmu atau pengajian seorang ustadz yang terpercaya ilmu, agama dan akhlaknya. Kelebihannya yaitu bisa bertanya secara langsung kepada ahli ilmu yang menjadi nara sumber di majlis tersebut bila ada yang tidak dipahami.

Bila sekedar membaca buku, atau mendengarkan rekaman audio dan video kita tidak bisa menanyakan atau mendiskusikan secara langsung hal-hal yang dirasa masih belum jelas, atau masih ada bagian yang tidak dipahami.

Bila menyimpulkan sendiri kadang belum tentu benar, karena terbatasnya perangkat ilmu yang dimiliki. Wallahu a’lam.

Penutup

Itulah tiga jenis persiapan minimal yang perlu kita lakukan agar kita dimudahkan oleh Allah Ta’ala untuk bisa menjalankan ibadah shiyam Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Semoga Allah Ta’ala memberi kita taufik dan hidayah untuk mampu melakukan apa saja yang Allah cintai dan ridhai.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

وَبِاللهِ التَّوْفِيْقِ، وَصَلَّى اللهُ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

wa billahit taufiq wa shollallohu wa baaroka ‘alan nabiyyinaa Muhammad wa ‘ala aalihi wa shohbihi wa sallam.


[i] http://www.saaid.net/mktarat/ramadan/686.htm

Leave a Comment