Kultum: Memahami Makna Takwa

Kultum Takwa

Kultum: Memahami Makna Takwa

Pembukaan

Ikhwati fillah rahimakumullah,

Alhamdulillah, atas rahmat Allah Ta’ala kita bisa hadir di masjid yang diberkahi ini dengan selamat untuk menjalankan ibadah shalat wajib sebagai bentuk ketaatan kita kepada perintah Allah Ta’ala.

Pada kesempatan ceramah kultum singkat ini, kami hendak membahas secara ringkas tentang pengertian dan makna takwa sebagaimana dijelaskan oleh para ulama, baik dari segi bahasa maupun segi syar’inya.

Takwa merupakan persoalan yang sangat penting dalam Islam. Takwa merupakan wasiat yang paling sering diberikan oleh Allah dan Rasul-Nya ﷺ kepada orang-orang beriman.

Sedemikian pentingnya persoalan takwa ini, sampai dijadikan salah satu dari rukun khutbah Jumat. Untuk itu, kita perlu memiliki pemahaman yang benar tentang konsep takwa dalam Islam.

Makna Takwa Secara Bahasa

Pertama, kita bahas dari segi bahasa terlebih dahulu. Secara bahasa, takwa berarti الوِقَايَةُ (al-wiqayah) dengan bentuk mashdarnya, وِقَاءٌ (wiqa’) yang berarti memelihara sesuatu dari apa saja yang akan mencelakainya.

Contohnya adalah Firman Allah Ta’ala,

وَوَقَاهُمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ

Dan Allah melindungi mereka dari adzab neraka. [Ad-Dukhan: 56]

Sedangkan perkataan اتَّقِ الله (bertakwalah kamu kepada Allah) yang sering kita dengar itu maksudnya adalah buatlah perlindungan antara dirimu dengan adzab dari Allah Ta’ala.

Contohnya adalah sabda Nabi ﷺ

اتَّقُوْا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ»؛ رواه البخاري (1413)، ومسلم (2347) عن عدي بن حاتم

”Lindungilah diri kalian dari api neraka walaupun dengan sepotong kurma.” [Hadits riwayat Al-Bukhari (1413) dan Muslim (2347) dari Adi bin Hatim][i]

Pengertian Takwa Secara Syar’i

Adapun pengertian takwa dilihat dari tinjauan syar’i, ada banyak ragam definisi yang diberikan oleh para ulama.

Sebagai misal kami nukilkan penjelasan sejumlah ulama berikut:

1. Takwa Menurut Abu Abdillah At-Tunisi,

Abu Abdillah At-Tunisi mengatakan,

حَقِيْقَةُ التَّقْوَى عِبَارَةٌ عَنِ امْتِثَالِ اْلمَأْمُوْرَاتِ وَاجْتِنَابِ اْلمَنْهِيَّاتِ” [بصائر ذوي التمييز: 5/ 257]

“Hakikat takwa adalah ungkapan tentang pelaksanaan apa saja yang diperintahkan dan menjauhi apa saja yang dilarang.” [Bashoir Dzawi At-Tamyiz 5/257]

2. Takwa menurut Umar bin Abdul Azis rahimahullah

Umar bin Abdul Azis rahimahullah adalah Khalifah Bani Umayyah yang sering disebut sebagai khalifah rasyidah ke lima, cucu Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu. Beliau menjelaskan definisi takwa dengan mengatakan,

التَّقْوَى تَرْكُ مَا حَرَّمَ اللهُ، وَأَدَاءُ مَا افْتَرَضَ اللهُ” [المطلع على أبواب المقنع: ص99]

“Takwa adalah meninggalkan apa saja yang Allah haramkan dan melaksanakan apa saja yang Allah wajibkan.” [Al-Muthli’ ‘ala Abwabi Al-Muqni’, hal. 99][ii]

3. Takwa Menurut Thalq bin Habib

Beliau adalah seorang ulama besar Tabi’in murid Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma. Terkait pengertian takwa, Thalq bin Habib rahimahullah berkata,

إِذَا وَقَعَتِ اْلفِتَنُ، فَأَطْفِئُوْهَا بِالتَّقْوَى، قَالُوْا: وَمَا التَّقْوَى؟ قَالَ: هِيَ أَنْ تَعْمَلَ بِطَاعَةِ اللهِ عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ رَجَاءَ رَحْمَةِ اللهِ، وَالتَّقْوَى تَرْكُ مَعَاصِيْ اللهِ عَلَى نُوْرٍ مِنَ الله مُخَافَةَ عَذَابِ اللهِ؛ رواه ابن أبي شيبة في “مصنفه” برقم (30993)

Apabila terjadi fitnah (kekacaubalauan), maka padamkanlah dengan takwa. Orang-orang bertanya, “Apakah takwa itu?”

Beliau menjawab, ”Yaitu kamu beramal dengan ketaatan kepada Allah berdasarkan cahaya dari Allah karena mengharap rahmat Allah. Takwa yaitu meninggalkan maksiat kepada Allah berdasarkan cahaya dari Allah karena takut adzab Allah.”

[Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah di dalam Mushannaf-nya no. 30993. Ini merupakan atsar shahih. wallahu a’lam]

Menurut kajian Syaikh Fawaz bin Abbas As-Sulaimani, dari sekian pengertian yang diberikan oleh para ulama, dari sekitar 10 definisi yang beliau teliti, menurutnya, pengertian yang paling bagus adalah yang diberikan oleh Thalq bin Habib. [iii]

Penjelasan Atsar Thalq bin Habib Tentang Pengertian Takwa

Definisi yang diberikan oleh Thalq bin Habib ini juga dinilai oleh Syaikh Umar Sulaiman Al-Asyqar sebagai definisi yang paling baik.

Beliau lalu memberikan penjelasan tentang definis tersebut, ”Takwa dalam pengertian yang diberikan oleh Thalq bin Habib rahimahullah memiliki dua aspek:

  1. Melakukan berbagai ketaatan.
  2. Menjauhi bermaksiat kepada Allah

Kedua hal tersebut bersumber dari cahaya dari Allah. Yang dimaksud dengan cahaya dari Allah adalah dalil yang memerintahkan untuk melakukan ketaatan dan melarang dari melakukan kemaksiatan.

Orang yang bertakwa adalah orang yang mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah kepadanya karena menginginkan pahala dari Allah ‘Azza wa Jalla dan meninggalkan apa yang diharamkan atau dilarang oleh Allah karena menginginkan keselamatan dari siksa Allah.[iv]

Imam Adz Dzahabi rahimahullah, seorang ulama besar abad 8 Hijriah, salah satu murid terbaik Syaikhul islam Ibnu Taimiyah rahimahullah, memberikan penilaian positif terhadap terhadap definisi takwa dari Thalq bin Habib.

Imam Adz-Dzhabi memberi komentar sekaligus keterangan singkat tentang definisi takwa tersebut dengan mengatakan,

أَبْدَعَ وَأَوْجَزَ، فَلاَ تَقْوَى إِلاَّ بِعَمَلٍ، وَلاَ عَمَلَ إِلاَّ بِتَرَوٍّ مِنَ العِلْمِ وَالاِتِّبَاعِ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَلِكَ إِلاَّ بِالإِخْلاَصِ لِلَّهِ، لاَ لِيُقَالَ فُلاَنٌ تَارِكٌ لِلْمَعَاصِيْ بِنُورِ اْلفِقْهِ، إِذِ اْلمَعَاصِيْ يَفْتَقِرُ اجْتِنَابُهَا إِلَى مَعْرِفَتِهَا، وَيَكُونُ التَّرْكُ خَوْفًا مِنَ اللهِ، لاَ لِيُمْدَحَ بِتَرْكِهَا، فَمَنْ دَاوَمَ عَلَى هَذِهِ الوَصِيَّةِ فَقَدْ فَازَ

]سير أعلام النّبلاءللذّهبيّ[ (4/ 601)

“Dia telah mengungkapkan dengan sempurna dan ringkas. Tidak ada takwa tanpa amal dan tidak ada amal tanpa ilmu dan ittiba’ (mengikuti sunnah). Amal tersebut tidak akan bermanfaat bila tidak disertai ikhlas karena Allah.

Bukan pula agar dikatakan Fulan meninggalkan maksiat dengan cahaya pemahaman ilmu, karena untuk meninggalkan kemaksiatan memang membutuhkan pengetahuan tentang kemaksiatan tersebut.

Meninggalkan maksiat itu bisa terjadi karena rasa takut kepada Allah bukan agar dipuji karena meninggalkan maksiat. Siapa saja yang senantiasa berpegang teguh dengan wasiat ini (yaitu takwa) maka dia benar-benar telah beruntung.” [Siyar A’lam An-Nubala’ 4/601][v]

Penutup

Demikianlah penjelasan singkat tentang pengertian takwa menurut para ulama. Semoga ceramah singkat ini memberikan tambahan pengetahuan kepada kita semuanya tentang cakupan dari taqwa yang terkandung dari definisi yang diberikan oleh para ulama tersebut.

Bila ada kebenaran dalam ceramah ini maka itu dari Allah semata karena rahmat dan karunia-Nya. Dan bila ada kesalahan di dalamnya maka dari kami dan setan. Semoga Allah Ta’ala berkenan mengampuni kesalahan kami dan kaum Muslimin.

أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وِلِسَائِرِ اْلمُسْلِمْيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


[i] https://www.alukah.net/sharia/0/137746/

[ii] http://iswy.co/e29bbt

[iii] https://www.alukah.net/sharia/0/137746/

[iv] http:/iswy.co/e29bbt

[v] https://www.ajurry.com/vb/forum/%D9%85%D9%86%D8%A7%D8%A8%D8%B1-%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%AA%D9%88%D9%86-%D8%A7%D9%84%D8%B9%D9%84%D9%85%D9%8A%D8%A9-%D9%88%D8%B4%D8%B1%D9%88%D8%AD%D9%87%D8%A7/%D9%85%D9%86%D8%A8%D8%B1-%D8%AA%D9%87%D8%B0%D9%8A%D8%A8-%D9%88-%D8%AA%D8%B2%D9%83%D9%8A%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D9%86%D9%81%D8%B3/43590-%D8%B5%D9%81%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D8%AA%D9%82%D9%88%D9%89-%D9%84%D8%B7%D9%84%D9%82-%D8%A8%D9%86-%D8%AD%D8%A8%D9%8A%D8%A8-%D9%88%D8%AA%D8%B9%D9%84%D9%8A%D9%82-%D8%A7%D9%84%D8%A7%D9%85%D8%A7%D9%85-%D8%A7%D9%84%D8%B0%D9%87%D8%A8%D9%8A-%D8%B9%D9%84%D9%8A%D9%87%D8%A7-%D8%A8%D8%B7%D8%A7%D9%82%D8%A7%D8%AA-%D8%AF%D8%B9%D9%88%D9%8A%D8%A9

Kultum Tema Takwa Lainnya

Makna Urgensi Perintah

Leave a Comment