Kultum: Urgensi Takwa dalam Kehidupan

Kultum Takwa

Kultum: Urgensi Takwa dalam Kehidupan

Pembukaan

بِسْمِ اللهِ الـحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُولِ الله، لَا حَوْلَ وَ لَا قُوَّةَ اِلَّا بِالله وَ بَعْدُ

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Pada kesempatan kultum kali ini, kami hendak mengulas tema yang sangat akrab bagi kita dan sangatlah urgen yaitu takwa. Kita perlu mengetahui urgensi atau nilai penting dari takwa kepada Allah agar mendorong kita untuk menapaki jalan menuju takwa kepada Allah Ta’ala dengan penuh kesungguhan dan kesabaran.

Untuk itu, kami akan sampaikan penjelasan Syaikh ‘Isham bin Muhammad Ay Syarif tentang urgensi dari takwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Urgensi Takwa Kepada Allah

Urgensi takwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Yang pertama, takwa merupakan wasiat Allah ‘Azza wa Jalla kepada umat manusia generasi awal dan akhir

Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala,

وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ

Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. [An-Nisa’: 131]

  1. Urgensi kedua, takwa merupakan wasiat Nabi ﷺ kepada umatnya sebagaimana dalam hadits Al-Irbadh bin Sariyah, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,

 أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِيْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ اْلمَهْدِيِّيْنَ، عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

”Aku wasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah dan mendengar serta taat (kepada Amir) meskipun dia seorang budak Habsyah. Sesungguhnya siapa saja dari kalian yang berumur panjang akan melihat perselisihan yang banyak.

Maka, hendaklah kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khalifah ar-rasyidin al-Mahdiyyiin. Gigitlah sunnah tersebut dengan gigi gerahammu. Dan jauhilah perkara-perkara baru (dalam agama). Sesungguhnya setiap bid’ah itu kesesatan.”

[Riwayat Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan lainnya dan dishahihkan oelh Al-Abani dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir (2549)]

  1. Urgensi ketiga, takwa merupakan wasiat seluruh rasul yang mulia ‘alaihimush shalatu was salam.

Hal ini sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala,

كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوحٍ الْمُرْسَلِينَ * إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ نُوحٌ أَلَا تَتَّقُونَ

Kaum Nuh telah mendustakan para rasul. Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka: ”Mengapa kamu tidak bertakwa?” [Asy-Syu’ara’: 105-106]

Allah juga berfirman,

كَذَّبَتْ عَادٌ الْمُرْسَلِينَ * إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ هُودٌ أَلَا تَتَّقُونَ

Kaum ‘Aad telah mendustakan para rasul. Ketika saudara mereka Hud berkata kepada mereka: “Mengapa kamu tidak bertakwa? [Asy-Syu’ara’: 123-124]

Takwa juga menjadi wasiat dari nabi Shalih, Luth, Syu’aib dan Musa ‘alaihimush shalatu was salam.

  1. Urgensi keempat, takwa adalah bekal terbaik seorang hamba menuju Allah

Allah Ta’ala berfirman,

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ

Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. [Al-Baqarah: 197]

  1. Urgensi kelima, Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan kaum Muslimin untuk saling tolong menolong di atas takwa dan melarang mereka dari tolong menolong di atas perkara yang menyelisihi takwa.

Allah Ta’ala berfirman,

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. [Al-Maidah: 2][i]

Bila demikian halnya, maka wajar saja bila Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya ﷺ sangat sering berwasiat atau berpesan kepada orang-orang beriman agar senantiasa bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala di mana pun kita berada.

Mengenai pelaksanaan takwa tentu sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Yang perlu diingat, sesuai dengan kemampuan maksimal bukan sesuai dengan kemauan kita.

Tanpa taqwa, orang beriman hanya akan menjadi tawanan dari hawa nafsunya. Dia menjalani kehidupan bukan berdasar pedoman hidup dalam al-Quran dan As-Sunnah yang dia imani.

Namun justru menjadikan keinginan hawa nafsunya dalam berbagai bentuknya sebagai acuan dalam beraktifitas dalam hidup.

Akibatnya sungguh fatal. Iman yang ada dalam hatinya tidak tumbuh semakin kuat, namun justru melemah dari waktu ke waktu karena berbagai pelanggaran syariat yang dilakukannya.

Betapa banyak orang yang sudah mati hatinya namun dia tidak merasa. Menyatakan diri sebagai orang beriman kepada Allah Ta’ala sebagai pencipta dan pemberi rezeki, namun enggan melaksanakan shalat dan puasa seumur hidupnya. Apalagi perintah Allah yang lainnya.

Di sinilah nampak betapa urgen ketakwaan bagi orang beriman. Dia harus tunduk dan patuh kepada aturan dan ketentuan hidup yang telah Allah gariskan di dunia ini dalam al-Quran dan dijelaskan melalui lisan Rasul-Nya ﷺ dan praktek kehidupannya.

Siapa saja yang membangkang maka akan beresiko menghadapi kemurkaan Allah dan siksa-Nya yang sangat berat di akhirat nanti. wal ‘iyadzu billah. Semoga Allah Ta’ala melindungi kita semuanya dari siksa api neraka.

Penutup

Demikianlah ceramah singkat tentang urgensi takwa yang bisa kami sampaikan. Bila ada kebenaran di dalamnya maka dari Allah semata karena rahmat dan karunia-Nya.

Dan bila ada kesalahan dalam ceramah ini maka dari kami dan setan. Semoga Allah Ta’ala mengampuni semua kesalahan kami dan kaum Muslimin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ اْلعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وِلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ


[i] https://www.alukah.net/sharia/0/121791/

Kultum Tema Takwa Lainnya

Makna Urgensi Perintah

Leave a Comment